Luwu Utara-BNI.co.id
Kegiatan Napak Tilas Religi Sejarah Kebudayaan Islam Tana Luwu telah sukses diselenggarakan di Kompleks Makam Dato’ Sulaiman, Desa Pattimang, Kecamatan Malangke, Luwu Utara, pada Sabtu, 01 Nopember 2025.
Salah satu aspek menarik dari kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata ini adalah Mattompang Pusaka, yang dilaksanakan oleh Bassi Tammi.
Mattompang Pusaka merupakan ritual yang dilaksanakan menjelang akhir kegiatan Napak Tilas Religi. Ritual budaya ini menarik perhatian peserta dan tamu undangan. Puluhan peserta mendekati panggung untuk menyaksikan prosesi Mattompang Pusaka.
Andi Sulolipu Sulthani Opu To Panandrang, Koordinator Ritual Adat Kedatuan Luwu, memimpin Mattompang Pusaka. “Mattompang Pusaka adalah ritual budaya sakral untuk menyucikan benda-benda pusaka,” kata Andi Sulolipu.
Opu Sulo, demikian ia disapa, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Napak Tilas Religi. Selain memperkaya kegiatan tersebut, Mattompang Pusaka juga menjadi agenda rutin dalam acara kebudayaan untuk mengangkat budaya dan peninggalan leluhur.
“Mattompang Pusaka tidak hanya penting secara budaya, tetapi juga sebagai cara untuk merawat dan melestarikan sejarah serta identitas kebudayaan lokal,” terang putra mendiang Andi Sulthani ini.
Opu Sulo berharap ritual budaya Mattompang Pusaka dapat menjadi bagian penting dalam setiap acara budaya dan pariwisata. “Kegiatan ini harus menjadi simbol pelestarian budaya kita, bukan sekadar formalitas,” harapnya
Dalam proses Mattompang Pusaka, benda-benda pusaka seperti keris, badik, dan tombak dicuci dengan air dan jeruk nipis selama 15–20 menit. Kegiatan ini terbukti menarik perhatian, dan diharapkan menjadi daya tarik tersendiri pada acara-acara mendatang.




